ISTRI ITU PENYEJUK SEPERTI AC
Bismillahir Rahmanir Rahim
Ustadz : "Ibu-ibu percaya gak kalau saya bilang, ibu-ibu itu gak punya dosa sejak menikah...."
Ibu-ibu : "Nggaakkk ...!" 😨 (serempak jawab)
Ustadz : "Beneran lho, gimana punya dosa, kalau ibu-ibu gak nutup aurat yang ditanya Allah suaminya, bukan ibu. Kasihan gak sama suaminya?"
Ibu-ibu : "Iya pak Ustadz, kasihan..." 😔
Ustadz : "Kalau ibu-ibu gak bisa ngaji, males sholat, yang ditanya, yang tanggung jawab di hadapan Allah ya suaminya, bukan ibu-ibu. Sayang gak sama suami?"
Ibu-ibu : "Sayaaang ....." 😚
Ustadz : "Kalau anak-anaknya nakal, gak taat, gak patuh sama ayahnya, yang masuk neraka gak cuma anaknya, ayahnya juga keseret. Cinta gak sama suaminya.. bu?"
Ibu-ibu : "Cintaaaa ....." 😗
Tiba-tiba seorang ibu nyeletuk : "Terus tugas istri apa Pak Ustadz, semua diambil suami?" 🤔
Ustadz : "Tugas istri cuma satu bu, jadi AC, pendingin suasana di rumah. Suami pulang kerja buat dia nyaman, seneng. Anak-anak pulang buat anak menjadi betah di rumah."
Iya emang ... tugas istri hanya menjadi pendingin suasana di rumahnya.
Betapa banyak rumah menjadi tak nyaman akibat istri yang pemarah, suka mengeluh, protes, curigaan, uring-uringan dan cerewet. Mungkin itu karena istri lelah dan cape mengerjakan berbagai pekerjaan rumah, sehingga ekspresinya "panas". Mungkin istri lupa bahwa suami dan anak-anaknya juga cape di kantor, di sekolah atau di jalanan.
Apalagi sebagian besar tabiat istri memang ingin diperhatikan dan diapresiasi terhadap apa yang sudah ia lakukan. Namun ternyata suami dan anaknya malah cuek, sehingga membuat istri makin kecewa.
Namun seperti kisah di atas, tugas istri hanya satu : MENJADI AC bagi rumahnya. Sebab semua tanggung jawab sudah dipegang suami (QS. An-Nisa'; 34).
Jadi, DIMULAI dari sikap istri yang mampu menahan diri untuk tidak "panas" di rumah, maka dijamin sikap suami dan anak juga perlahan menjadi menyenangkan. Suami dan anak jadi sadar diri untuk berubah karena kagum dan makin sayang kepada istri dan ibunya.
Jangan karena istri menganggap kesulitan ekonomi, mengurus anak dan pekerjaan rumah ditanggung olehnya sendirian, lalu ia merasa berhak untuk marah-marah, sehingga suasana rumah menjadi "panas".
Kesabaran (mampu menahan emosi) adalah kunci keberhasilan seorang istri menjadikan rumahnya sebagai surga bagi para penghuninya. Tak apa rumah agak berantakan daripada hati penghuni rumahnya yang "berantakan."
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-Furqan; 74).
Komentar
Posting Komentar